Friday, March 9, 2012

The Moon That Embrace The Sun : Episode 1

note : Dilarang mengcopy paste translate yang sudah dibuat, tetapi diizinkan untuk mengcopy link nya, mohon untuk menghargai para penulis yang sudah bekerja keras dan memberikan semangat untuk melanjutkan cerita2 yang lain lagi..


Seorang wanita berkisah :
"Diceritakan bahwa pada awal mulanya, terdapat dua matahari dan dua bulan. Siang hari begitu panas dan malam terasa begitu dingin. keadaan mulai kacau dan rakyat memprihatinkan. Kemudian muncullah seorang pahalawan yang memanah satu bulan dan satu matahari, sehingga bumi menjadi damai"
Kisah ini kemudian dicerikana kembali oleh Ibu Suri kepada pengikutnya, Tuan Yoon Dae-hyung. Ibu Suri merupakan seorang ibu dari Raja Seonjo, Raja yang sedang memerintah pada saat itu (Fictional King yaa coz we're in Joseon era, karena cerita ini tidak berdasarkan sejarah, maka tidak dicantumkan tangal2 nya yaa..).



Cerita tentang dua matahari dan dua bulan hanya merupakan sebuah ilustrasi tentang seorang pahlawan yang dibutuhkan pada waktu masalah tiba, dan Ibu suri berkata dengan penuh arti bahwa mereka tidak bisa menunggu seorang pahlawan untuk muncul. Sebuah rencana terselubung pun dibuat, dan untuk menyelesaikan masalah itu, harus dengan cara mereka. Ibu Suri berkata pada Tuan Yoon bahwa hanya boleh ada satu matahari di langit; dan yang satu harus dieliminasi. *O..oow..


Pada malam hari...


Sebuah kelompok bertopeng memasuki halaman rumah tersebut dengan melompati pagar pembatas, begitu masuk mereka berpencar untuk menyelesaikan tugas yang telah dibagi : Salah seorang menempelkan kertas berwarna kuning ke dinding dan yang lainnya menguburkan sebuah kantong kuning di halaman rumah itu. *Oow.. Mungkinkah sebuah rekayasa??.."


Salah satu penyusup bertopeng bergegas membunuh targetnya yang berada di kamar, tapi ketika  masuk dia menemukan ruangan tersebut telah kosong. Penyusup tersebut kaget dengan adanya pisau yang dihunuskan ke lehernya; ternyata si korban telah bersiap-siap sebelumnya. Korban tersebut dikenali dengan sebagai Uiseong-gun, atau Pangeran Uiseong, adik tiri dari Raja Seongjo. *ooow.. jadi ini toh yang harus dieliminasi oleh Ibu Suri, untuk menyelamatkan kedudukan anaknya. Ibu Suri sebelumnya telah menyebutkan bahwa raja dan adik tirinya memiliki hubungan yang baik, tapi di pikirannya, adik tiri raja merupakan ancaman untuk kedudukan raja. *ckckckkc nieh ibu suri.. #geleng2kepala


Ditempat yang lain pada waktu yang sama, seorang wanita shaman bernama Ahri tiba-tiba terbangun dari tidurnya dengan terengah-engah, merasakan suatu pertanda buruk. Ahri tau kalau "dia" dalam bahaya, kemudian Ahri keluar kamar dan berlari untuk menemukannya, mengabaikan peringatan dari teman shamannya. 


Pangeran Uiseong melawan kembali, meskipun hanya dia seorang melawan empat pembunuh. Dia melawan dengan baik, tapi kemudian dikalahkan sehingga Pangeran tidak bersenjata. Lalu masuklah Tuan Yoon dengan berwajah puas. *Grrr...



Uiseong sangat marah pada Tuan Yoon, dia tahu betul bahwa sang raja, kakaknya, akan lebih mempercayainya dibandingkan Tuan Yoon yang licik. Tapi ada solusinya untuk itu, sejak Tuan Yoon berencana untuk membunuhnya sebelum Uiseong mendapat kesempatan untuk mengungkapkan segalanya. Tuan Yoon menambahkan bahwa tema baik Uiseong akan segera menyusulnya menuju alam baka. Kemuadian muncul sebuah gambar bangsawan yang tergantung dirumahnya, sebuah pesan palsu tergeletak dimejanya.


 

Uiseong menuntutnya, Tuan Yoon memotong tenggorokan Uiseong, dan shaman Ahri menyaksikan semuanya dari balik pagar. Mengetahui aksinya terlihat, Tuan Yoon menyuruh anak buahnya memburu shaman tersebut, mereka memburunya hingga masuk ke dalam hutan, mengetahui bahwa dirinya tersudut dan dia berada diujung tebing. Tiba-tiba kakinya kepleset dan jatuh ke dalam jurang.


Para pembunuh memeriksa dasar jurang dan hanya menemukan kain untuk mengikat rambut berwarna merah. Tuan Yoon mengetahui kalau ikat rambut itu berasal dari kerajaan, dan hanya dimiliki oleh seorang shaman, departement yang disebut dengan Seongsucheong. Di dalam istana, ketika semua shaman sudah berkumpul, kepala shaman mengetahui kalau Ahri menghilang, yang dicurigai melarikan diri.




Tuan Yoon memberika laporan ke Ibu Suri dan meyakinkannya bahwa dia akan menemukan Ahri. Ibu Suri, anehnya, merasa senang, mengatakan kalau ini adalah sebuah pukulan dari masa depan. Ahri sebelum menjadi shaman merupakan pelayan di kediaman Pangeran Uiseong, jadi kemungkina mereka bekerja sama. Bagaimana jika perempuan itu berharap kekasihnya untuk menjadi seorang Raja? dan bagaimana jika Ahri telah memanipulasinya dengan semacam kekuatan gaibnya? Itu tidak masalah, karena Ibu Suri dapat menjadikan semua itu benar dengan menanamkan bukti. Terlebih lagi, Kepala shaman berada dipihak Ibu Suri, dan dapat dipercaya untuk melakukan perintahnya. 

 


Uiseong dan temannya yang telah dibunuh ditetapkan sebagai pemberontak, dan dibenarkan dengan adanya surat yang ada di rumah teman Uiseong yang turut dibunuh juga. Kematianya dipastikan bunuh diri karena merasa bersalah telah melakukan konspirasi, dan Raja Seonjo (Ahn Nae-sang) yang menerima laporan tersebut tidak percaya.


Kepala Shaman dibawa menghadap raja untuk membaca simbol dari sebuah jimat. Karena dia telah dilatih untuk berbohong, maka dia memberitahukan kepada raja kalau itu merupakan kekuatan dari matahari, dimana sebuah cara yang puitis untuk memberitahukan bahwa mereka menginginkan tahta. (Raja = Matahari). Selain itu, dia juga memberitahukan ke pada raja bahwa itu adalah hasil karya Ahri.





Setelah semalaman berlarian didalam hutan untuk menghindari kejaran para pembunuh, Ahri tiba-tiba tersandung dan terjatuh tepat dihadapan sebuah rombongan seorang bangsawan yang sedang melintasi hutan tersebut. Wanita hamil, Lady Shin, bergegas menolongnya dan menyuruh pelayannya untuk memasukkannnya kedalam tandu.


Ketika mereka sampai di tembok kota, mereka diberhentikan oleh para petugas polisi yang sedang mencari seorang penghianat yang sedang melarikan diri. Pelayan Lady Shin mengenali gambar wanita yang sebelumnya telah ditolong oleh nyonyanya, tapi dia merasakan kalau orang yang telah ditolong nyonyanya itu adalah orang baik, kemudian pelayan tersebut memberitahukan kepada petugas polisi kalau dia tidak mengenali orang yang ada didalam gambar tersebut. Lady Shin menyembunyikan Ahri didalam gaunnya dan menolak untuk keluar dari tandu dengan alasan karena dia sedang hamil besar dan dapat melahirkan setiap saat. para petugas kemudian membiarkan mereka lewat.


 


Petugas itu kemudian meilhat darah menetes dari bagian belakang tandu Lady Shin, dan memerintahkan mereka untuk menghentikan tandu. Dengan cerdiknya, Lady Shin berpura-pura kalua dia sedang bermasalah dengan kandungannya, pelayannya dengan cerdik pula membantu sandiwara nyonyanya dan menyuruh para petugas segera minggir agar mereka dapat lewat untuk segera kembali kerumah. Setelah mendengar nama keluarga orang yang ada dihadapannya, petugas itu dengan patuh memberikan jalan agar rombongan tersebut dapat lewat.


Begitu sampai, Ahri sangat berterima kasih kepada Nyonya Shin karen atelah menyelamatkannya, dan memberitahukan kalau bayi perempuannya secantik bulan. Lady shin sangat senang mendengar  kalau dia akan memiliki bayi perempuan seperti yang diinginkannya. Selagi Ahri berbicara, dia mendapatkan penglihatan tenatng sekilas masa depan dari si bayi : sekilas terlihat gadis yang dihiasi oleh perhiasan kerajaan, kemudian terlihat bulan dan kemudian terlihat kuburan.


 


Ahri merasa kurang tenang setelah melihat kilasan gambaran masa depan si anak, tapi dia tidak memberitahukan kepada kepada Lady Shin apa yang telah dia lihat. Tapi dia berkata dengan sungguh-sungguh kalau dia berjanjia akan melakukan apapun untuk melindungi anak Lady Shin.


Ahri berpisah jalan dengan Lady Shin, tapi kemudian dia tertangkap dan dibawa kembali ke istana, tempat dimana dia disiksa. Tuan Yoon bertanya kepada Ahri, tentang jimat itu ditujukan untuk siapa? tentu saja Ahri tidak tahu jimat itu ditujukan untuk siapa. Dia bersikeras kalau dia tidak menulis surat itu, dan ketika dia dipanggil penghianat, dia sangat marah. dia memberitahukan kepada Tuan Yoon, kalau seseorang yang disebut penghianat, adalah Tuan Yoon yang telah membuat kejahatan palsu.

 


Tuan Yoon terkesima ketika Ahri dengan marahnya berkata :


Ahri :"Anda pikir saya satu-satunya yang melihat, bukan? anda pikir itu akan berakhir jika anda hanya menyingkirkan saya, bukan? Anda salah, Anda salah - bulan surga sedang menonto anda. Darah orang itu bukan satu-satunya yang meresap kedalam pedang anda malam itu. Cahaya bulan pada malam itu pun ikut meresap kedalamnya juga. Tunggu dan lihat! suatu hari perbuatan jahan anda aan terungkap di bawah sinar bulaln! Suatu hari cahaya bula akan memotong garis hidup anda!"


 


Ahri kemudian dijebloskan kedalam penjara untuk emnunggu eksekusinya. Teman shamannya, Nok-young, menangis dan mengatakan kalau Ahri sangat bodoh karena menurutii kata hatinya dan membiarkan dirinya pergi ke rumah Uiseong maam itu. Ahri berkata bahwa tak satupun dari mereka mendambakan tahta, dan mempercayakan Nok-Young untuk menjaga seorang anak dalam perlindungannya. Menjadi terlalu dekat dengan matahari akan membawa hasil yang buruk untuk anak itu dan keluarganya, jadi dia harus dilindungi dari matahari. Ahri mendesak Nok-young untuk melindunginya, tapi Ahri tidak memberitahukan namanya.


Besok harinya, Ahri dibawa untuk ditarik dan dipotong-potong untuk menanggung kejahatannya. Selama dia berbaring ditikar sambil menunggu eksekusinya, dia melihat matahari di langit, terbagi menjadi dua. Penglihatan yang lainnya datang padanya : Seorang anak yang tersenyum, kakak yang ramah, dan gadis itu lagi. Dia berfikir, "Dua matahari, dan satu bulan. Aku berdoa semoga kalian akan selalu diberi perlindunga."  (mpe merinding translate-innya,, brr)


 


Saat Ahri meninggal, sang bayi lahir. Lady Shin memberikan nama untuk anak keduanya, Heo Yeon-woo.


Nok-young mengunjungi makam Ahri, mengingat permintaan terakhirnya. kemudian dia melihat bulan, yang kemudian berubah menjadi matahari, kan ketika melihat kebawah lagi, kita sudah berada ditahun-tahun kemudian.


 


Diistana, pesta mewah sedang diselenggarakan. Sebuah upacara diadakan hari itu untuk para sarjana muda yang telah lulus dalam ujian pegawai negeri, mereka akan memberikan penghormatan kepada raja dan mendapatkan hadiah dari Raja.


Pangeran mahkota Hwon dipanggil untuk bergabung dalam upacara tersebut, tapi dia tidak ada didalam kamarnya. Didalam suatu ruangan yang jauh dari keramaian, kita melihat sebuah meja, dimana pangeran mahkota muda sedang mempelajari peta istana. Dia menemukan Eunwolgak, alias Gedung Bulan Perak (The Silver Moon Building), dan bersiap-siap dengan buntelannya. hahahah dia lucu banget, mau bolos toh ternyata.. xixixiixi



 


Lady Shin sampai di istana dengan Yeon-woo dibelakangnya, hidungnya tertutup buku. Tidak haya ayahnya, Tuan Heo, seorang pejabat tinggi yang akan hadir dalam upacara tersebut, kakaknya, Yeom, adalah salah satu diantara yang akan dihormati. Tuan Yoon yang jahat sekarang telah menjadi Menteri Dalam Negeri.


 


Dengan hilangnya Pangeran Hwon, salah satu penjaganya mengirimkan penjaga istana untuk mencari Pangera Hwon. Sepertinya ini bukan pertama kalinya Hwon membuat masalah dengan penjaganya, dan para penjaga bersemangat untuk menemukan sang pangera sebelum sang raja mengetahui pelariannya. 


Sementara itu, saat upacara berlangsung, Lady SHin terlambat menyadari bahwa Yeon-woo tidak fokus akan jalannya upacara, terkesima oleh kupu-kupu.





Pangrean Hwon bergegas dari tempat persembunyiannya untuk melarikan diri melewati tembok istana dengan menggunakan sebuah tangga. Ketika dia hendak melompat, dia melihat Yeon-woo masuk ke pekarangan dan terkesima melihatnya, bengong gitu ngeliatnya.. xixiixixii


Hwon terjatuh dari tangganya dan tidak sengaja mebuat Yeon-woo terjatuh juuga. Mereka sejenak berbaring bersama. saat itu ditandai dengan gugurnya gelopak bunga dan payung yang terbawa terbang oleh angin.


 


Mereka bangun dan terlihat canggung. Hwon bertanya dengan (hampir) suara-laki-lakinya, bagaimana caranya Yeon-woo bisa masuk kesini dan mencurigai jawabannya. Yeon-woo juga merasakan curiga dan bersikeras akan memaggil penjaga untuk menangkap Hwon (karena yeon-woo belum tahu kalau hwon adalah pangeran mahkota). Yeon-woo menuduh hwon adalah seorang pencuri barang istana  dan mencoba untuk melarikan diri lewat tembok istana.


Hwon menghentikannya, dan memberikan alasan lemah  bahwa dia sedang mencari jalan keluar. Ketika dia menggambil tasnya, lau kemudian, semua barang bawaannya keluar -poci teh, permen, kuas kaligrafi.


 


Sambil mengambl barang-barangnya dan dengan gugup memberikan alasan lain, tapi Yeon-woo kemudian berteriak, "Pencuriiii!" mendengar teriakan, para penjaga istana menghampiri mereka, sehingga Hwon menggenggam tangan Yeon-woo dan berlari. sama seperti kilasan gambaran dari penglihatan Ahri ketika sebelum meninggal.


Mereka berhasil melarikan diri dari para penjaga dan berhenti berlari. Yeon-woo tetap berniat melaporkan hwon ke para penjaga dimana memaksao Hwon untuk menceritakan yang sebenarnya kepada Yeon-woo untuk membuktikan kalau dia bukan seorang pencuri. Dengan nafas berat, dia mengaku kalau dia sebenarnya meninggalkan istana untuk mencari kakaknya.





Hwon bercerita kalau kakaknya lahir dari ibu yang berbeda, dan seorang yang hangat, sekilas flashback ketika dua orang anak kecil sedang bermain di istana. Kedua kakaknyaitu unggul dalam pelajaran maupun seni beladiri, tapi karena dia adalah seorang anak dari seorang selir dan itu tidak sah, dia dilarang untuk berpartisipasi dalam ujian negara, atau kemajuan dalam karirnya, bahkan dam menerima kasih sayang ayahnya..


Hwon menyimpulkan, kalau kakaknya hidup seperti ini karena dia. Dia menjelaskan kalau kakaknya sudah lama tidak menemuinya, mungkin takut akan kemarahan ayahnya. Jadi dia akan mencari kakaknya sendiri.





Yeon-woo bertanya kenapa dia menyalahkan dirinya sendiri, karena ketidaksahan kakanya adalah sesuatu yang tidak dapat dia kontrol. Yeon-woo mengutip Confusius, dan meyakinkan Hwon kalau kakaknya adalah orang yang baik hati, maka dia tidak akan menyalahkan hwon.


Yeon-woo sedikit terbawa suasana dan mengeluh tentang tidak masuk akalnya segala sesuatu hal yang berjalan didalam  hukum joseon, menunjukkan pola pikir yang salah dan mempertanyakan kenapa budak dan bangsawan harus diperlakukan secara berbeda. Hwon beratanya dengan sedikit tersiinggung. "apakah kau berkata bahwa semua politik raja adalah salah?" dia menggoda, berkata bahwa sebaiknya memanggil hwon sebagai salah satu orang yang berkuasa.


Yeon-woo mendesak hwon untuk menjelaskan siapa dia dan bukan pencuri, tapi hwon tidak mau menyerah dan mengungkapkan identitasnya. Hwon hampir saja mengatakan, "saya adalah joseon..!" tapi kemudian berhenti sebelum dia mengucapkan apa yang ada dipikirannya itu.


 


Lady SHin sangat khawatir karena yeon-woo menghilang, jadi ketika dia melihat yeon-woo, Lady Shin memeluknya dengan erat. Hwon bergegas menghampiri penjaga yang datang bersama Lady Shin dan memerintahkannya untuk tidak mengatakan bahwa dia seorang pangeran, sebelum penjaga tersebut berkata "yang mulia" atau kedoknnya dia akan terbongkar.  manisnyaaaaa ^_^


Setelah pergi, seorang pelayan perempuan memberika Yeon-woo sebuah pesan dari "Silver Moon Building's young master". Hwon telah menambahkan pesan menggelikan kalau Hwon marah dan kesal dan Yeon-woo sebaiknya hati-hati ketika berjalan pada malam hari. xixixiixxixi


 


Hwon dimarahi oleh RAja karena berulangkali berusaha kabur dari istana. Hwon menjelaskan bahwa dia melakukan itu semua karena dia ingin bertemu dengan kakaknya "Yang-myung hungnim". dia ingin belajar bersama lagi dengan kakaknya ketika dia berdiskusi tentang segala hal dengan kakaknya (maaf, kalau kurang tepat transaltenya, englishnya sih gini "He wants to study together while discussing things with his brother"), daripada disuruh tidak menanyakan pertanyaan apapun. Raja marah dan menghukumnya dengan menambahkan batasan padanya.


Ibu Suri bertemu dengan Tuan Yoon, dan methapora hari ini adalah Bonsai. Ibu suri menunjukkan pohon kecil yag sedang dia kerjakan, mengatakan bahwa itu lebih sulit daripada kelihatannya, karena kalau kau kehilangan kesempatan untuk melihat bentuk tertentu, kau akan kesulitan mendapatkan hasil yang kau inginkan.


  



Menteri Yoon menyinggung perubahan besar dimasa depan mereka, yaitu, pergantian kekuasaan. Ibu suri menyatakan kalau mereka perlu untuk mencari instruktur yang tepat untuk putra mahkota, karena orang itu akan membentuk masa depan bangsa. Menteri Yoon mengatakan kalau dia memiliki orang yang tepat untuk posisi itu.


Sang ratu, Ibu Hwon, memohon kepada raja untuk memahami sang pangeran dan mengizinkan Yang-myung untuk pindah ke dalam istana. Sang raja menolak, dan ratu dengan sedihnya bilang ke Ibu Yang-myung (Selir raja) bahwa raja menolak permintaannya dan memberikan beberapa kata penghiburan.


  



Yang-myung telah selesai berkelana dan sekarang kembali ke ibukota. disebuah desa, Yang-myung menjual beberapa unggas untuk mendapatkan uang (untuk membeli hadiah untuk temna2nya) dan mendengar bahwa seseeorang menjual minuman menyembuh segala penyakit, mendengar itu memunculkan perasaan ingin tahunya. 


Sosok lain sedang memperhatikan keramaian tempat penjualan minuman ajaib itu dengan sangat tertarik -itu adalah Nok-young, yang menerima laporan bahwa yang melakukan pengobatan itu adalah seorang dukun. ketika nok-young muncul dikeramaian, dia tiba-tiba terdiam ketika melihat kemunculan dari yang-myung -untuk alasan tertentu, tiba-tiba ia teringat oleh penjelasan "dua matahari"


 



Yang-myung duduk dikeramaian, sementara seorang gadis yang menjadi pusat perhatian memprediksikan segala macam penyakit fisik, seolah-olah dia tau penyakita apa saja yang sedang diderita oleh orang-orang. Gadis itu dibantu oleh orang yang memberikan sinyal ke sesama penipu dan meberitahukan gadis itu petunjuk.


Yang-myung memberitahukan kepada orang disebelahnya kalau dia sakit pada kakinya ketika sedang berburu babi hutan (hehehhe yang-myung berbohong, dia mau memastikan firasatnya). Benar saja, ketika dia sampai di depan gadis itu, gadis itu mengatakan kalai yang-myung telah terluka di kakinya.


 



Tapi kemudian gadis itu menambahkan, dengan serius, "aku melihat cahaya di dirimu." Nok-young tertegun mendengarnya, gadis itu mendeskripsikan cahaya indah berwarna kuning-merah.


Sang pemimpin dukun itu melanjutkan pertunjukannya, tapi sekarang Yang-myung dengan kerasnya yang-myung menuduh kalau mereka melakukan penipuan dan menyalahgunakan anak itu. Itu cukup untuk meyakinkan para penonton tentang penipuannya; Mereka menuduh yang-myung penipu dan perkelahianpun pecah.
Yang-myung mengambil si gadis kecil, dan ketika berjalan keluar menyuruh Nok-Young untuk memaggil penjaga istana kesini.


  



Yang-myung terus melarikan diri bersama denga si gadis, tapi kemudian dia dikepung oleh para penipu itu. si gadis itu kemudian diambil dari tangan yang-myung dan dibawa oleh boss penipu - yang kemudian si boss itu ditantang oleh nok-young, yang menuntuk anak itu untuk diserahkan kepaddanya. dibelakang nok-young berdiri pada penjaga istana. (wuiiiiihh).


Yang-myung mendapatkan pukulan karena campur tangannya, para penipu tertawa dan bilang kalau mereka belajar ilmu pedang dari sang ahli. Yang-myung terpukul hingga jatuh, tapi tiba-tiba sikapnya berubah. bangun dengan mudahnya, dia terbang kearah para penipu dan membuat semua penipu itu hingga jatuh dengan memberikan pukulan dan tendangannya.


 

Malam harinya, mengenakan pakaian bangsawan, yang-myung melihat ke arah langit dan menguatkan mental berjalan menuju raja, memberitahukan keada raja kalau dia telah kembali dari perjalanannya dengan selamat. dia meminta permohonan maaf, dan menemui pangeran mahkota.


Didalam istana, Hwon menyadari bahwa setiap langkahnya diikuti oleh seluruh penjaga, ditugaskan untuk mengawasi setiap gerak-geriknya (hahahaha keseringan kabur tuh jdinya gtu xixixi) 
ketika dia melihat keatas, kelopak bunga berguguran mengenai dia, sehingga membuat hwon teringat bunga-bunga yang jatuh ketika dia bersama denga yeon-woo.


 



Hwon bergumam, "Jika kau tahu kalau aku pangeran, aku akan mendengar lebih banyak omelan. Meskipun aku seharusnya tidak punya alasan lain untuk bertemu denganmu lagi."
tapi kemudian, hwon melihat payung yang terbang. Sebuah pertanda? Sebuah petunjuk?


Dirumahnya, Yeon-woo mengulang kembali membaca pesan dari hwon. Ada dua perkataan tertulis
di situ, dan sementara yeon-woo berusaha memahami arti pesan itu. salah satunya berbunyi. "jika kau menggambarkannya, itu adalah lingkaran. kalau kau menuliskannya, itu adalah tajam." kalimat yang lain berbunyi "kelinci hidup, ayam mati". 


 



Yeon-woo dilayani oleh seorang pelayan muda bernama seol, yang artinya salju. Yeon-woo bertanya kepada seol tentang teka-teki kelinci-ayam jantan, dan jawaban seol tidak membantu.. gini jawabannya seol. "Jika ayam jantan mati, siapa yang akan membangunkan mereka?" (hahahha)


Diluar, Yang-myung datang ke rumah Yeon-woo dan duduk di tembok rumah itu. dalam kejauhan dia melihat Yeon-woo berjalan dari dalam rumah menuju pekarangan. Yeon-woo mengangkat pesan hwon keatas, kemudian mendesah - dia berharap sinar bulan dapat mengungkapkan beberapa karakter yang tersembunyi.


  



Tapi sekarang dia mulai menyatukan semua petunjuk bersamaan, menarik. Itu bukan kelinci/ayam jantan, tapi "lahir di pagi hari dan meninggal di malam hari." Dan petunjuk lainnya - apa yang melingkar digambar, tapi tajam disudut ketika kau menulisnya? itu yang Hwon akan katakan sebelum dia menghentikanya sendiri omogannya. Hwon berkata, "saya, adalah... bangsa ini" (well in english "i'am this nation's...)
Yeon-woo menyadari bahwa jawabannya adalah :"..matahari". jadi, dia adalah pangeran,,


Dia Istana, Hwon penasaran, berharap, jika mereka mungkin akan bertemu lagi. Di waktu yang sama, yeon-woo terjatuh duduk terkejut dan berfikir betapa leganya dia karena tidak harus bertemu lagi. Dan yang-myung yang duduk di tembok berpikir. "Senang berttemu anda lagi, Heo Yeon-woo". (uuuuu co cweeet love triangel).


  





Sumber : www.dramabeans.com

No comments:

Post a Comment